ILMU BUDAYA DASAR
KEGELISANYANG
DIALAMI MANUSIA BAIK PADA TINGKAT UMUR TERTENTU
Nama : Della Saputri
Kelas : 1EA04
NPM : 11212814
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal
yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa
khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau
gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau
gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan
tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah
murung atau sayu, malas bicara; dan Iain-lain.
Kegelisahan
merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun
ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai. Sigmund Freud ahli
psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia
yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neuorotik dan kecemasan moril.
a) Kecemasan
Obyektif
Kecemasan
tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan
seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya
kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang
mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan
benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan
yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa
merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pernah diperkosa
oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila
ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya.
Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman
itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya
waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami
oleh seorang bayi atau anak kecil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada
waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari
ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang
yang seusia ayahnya, tetapi ada pula
yang memberikan reaksi membalik : karena ia mendendam, maka ia
berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.
b) Kecemasan
Neuorotis ( syaraf )
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian
diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya sendiri atau takut akan identitasnya sendiri, sehingga menekan
dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang
gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
2)
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah, bahwa intensitas ketakutan melebihi proporsi
yang sebenarya dari obyek yang ditakutkannya.
3)
Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap
dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba
tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang bertujuan untuk
membebaskan seseorang dari kecemasan neuorotis yang sangat menyakitkan
dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh identitas meskipun ego dan
superego melarangnya.
c)
Kecemasan Moril
Kecemasan
moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam
emosi antara lain, yakni iri, benci, dendam, dengki, marah,
gelisah, cinta, atau rasa kurang. Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan
sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang
kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci,
dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat
seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia
akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan
putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang
cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas bila tidak tersisihkan, sementara
itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya
lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian
menimbulkan kecemasan moril.
·
Kegelisahan
yang dialami Tingkat Umur Tertentu
Contoh kegelisahan pada
anak-anak :
Didi anak laki-laki berumur 10
tahun. Ia duduk di kelas V SD. Pada suatu hari ia diberitahu ayahnya, bahwa
bulan depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga harus pindah.
Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi ia harus pindah sekolah di kota tempat
ayahnya bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat yang lama
ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan memajukan
ibu-ibu. Lebih-lebih Didi, karena baik di kampung maupun di sekolah Didi banyak
kawannya. Karena itu ia takut kalau di tempat yang baru kelak ia tidak akan
merasa betah. Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa; ikut pindah bagaimana
di tempat yang baru nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri
Contoh
kegelisahan pada remaja :
seorang gadis takut memegang benda yang
terbuat dari karet. la tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah
dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya,
satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan
balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang
keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya
dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
Contoh
kegelisahan pada lansia:
Bagi kebanyakan orang yang sudah
memasuki usia lanjut dan memasuki masa pensiun biasanya
pada umur (55-64) seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak
menyenangkan, sehingga pada masanya banyak orang yang mengalami sulit tidur,
sering cemas dan gelisah hingga sering mengeluh. Keluhan yang dirasakan, berada
pada tingkat ringan dan sementara saja. Hal ini terjadi karena orang yang akan
pensiun merasa akan kehilangan segalanya, kehilangan kekuasaan dan
prestise , bahkan harga diripun akan ikut hilang. Sehingga orang yang
pensiun tidak akan menikmati masa tuanya dengan tenang, senang dan santai,
namun justru akan merasa sedih, gelisah dan muncul problem kejiwaan yang
dinamakan Post Power Syndrome (PPS).
PPS sering
dipahami sebagai kumpulan gejala atau tanda yang terjadi dimana “penderita”
hidup dalam bayang bayang kebesaran masa lalunya (jabatan, karier, kecerdasan,
kepemimpinan, kecantikanya dan sebagainya) dan penderita seakan tidak bisa
menerima keadaan itu seperti contohnya masa pensiun, tinggal serumah dengan
anak-menantu dan cucu, jadi tinggal di panti werda, keadaan fisik yang melemah,
dan sebagainya. Semua perubahan ini dapat menimbulkan tekanan. PPS
merupakan bagian dari krisis identitas yang disebabkan tidak siapnya seseorang
atas terjadinya sebuah perubahan. Parahnya,hampir tidak semua orang
berhasil melalui fase ini dengan baik. Bahkan ada juga yang mengalami fase ini
hingga mencapai kondisi berat yang ditandai dengan gejala tidak dapat berpikir
rasional dalam jangka waktu tertentu , menjadi introvert (pribadi yang
tertutup) hingga depresi berat.
Gejala
yang tampak lainnya adalah gejala fisik , emosi dan perilaku. Gejala fisik
dapat dilihat dari seseorang yang tampak lebih tua dibanding pada saat dia
menjabat.Gejala emosi misalnya cepat tersinggung, merasa tidak berharga, ingin
menarik diri dari lingkungan pergaulan, dan sebagainya. Gejala perilaku
misalnya malu bertemu orang lain, lebih mudah melakukan kekerasan , sering
menunjukan kemarahan dan sebagainya.
Gejala-gejala
diatas bisa dialami oleh seseorang dikarenakan kekuasaan yang telah dimilikinya
selama bertahun tahun harus begitu saja ditinggalkannya sehingga ada semacam
ketidaksiapan atau kegamangan untuk menghadapi kondisi yang mungkin belum
terbayangkan sebelumnya . Keadaan akan berbeda jika seseorang lengser dari
kekuasaanya pada saat usianya masih muda maka kemungkinan akan terjangkit post
power syndrome akan sangat kecil.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber: http://yogajoyohadipoetranto28110641.blogspot.com/2012/06/pengertian-kegelisahan-
dalam-hubungan.html
http://andari21permatasari.blogspot.com/2012/11/kegelisahan-di-usia-senja.html