Pengertian Persepsi
Konsumen
Persepsi Konsumen
adalah suatu proses yang membuat seseorang memilih, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran
yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
Dari
definisi tersebut diatas, kita mengetahui
bahwa seseorang termotivasi untuk membeli adalah
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi
yang dihadapinya, sedangkan apa yang dipersepsikan seseorang dapat cukup
berbeda dari kenyataan yang objektif. Individu-individu
mungkin memandang pada satu benda yang sama
tetapi mempersepsikan atau mendeskripsikannya secara berbeda.
Stimuli
Stimuli atau stimulus
merupakan bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi
individu. Stimuli terdiri dari 2 bentuk yaitu:
- Stimuli Pemasaran : setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponennya (seperti kemasan, isi, cirri-ciri fisik) adalah stimuli utama. Komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan yang merepresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, dan symbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, took tempat produk jual, dan pengaruh akses.
- Stimuli Lingkungan : stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi keadaan lingkungan.
Proses Persepsi.
Persepsi timbul
karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar yang akan mempengaruhi seseorang
melalui kelima alat inderanya yaitu penglihatan, pendengaran, pembauan,
perasaan dan sentuhan. Stimulus tersebut akan diseleksi, diorganisir dan
diinterprestasikan oleh setiap orang dengan caranya masing-masing.
- Seleksi
Proses persepsi
diawali dengan adanya stimuli yang mengenai panca indera yang disebut sebagai
sensasi. Stimuli ini beragam bentuknya dan akan selalu memborbardir indera konsumen.
Jika dilihat dari asalnya, stimuli ada yang berasal dari individu (seperti
aroma, iklan, dll) serta yang berasal dari dalam diri individu seperti harapan,
kebutuhan dan pengalaman.
Ada dua factor yang
merupakan karakteristik stimuli yang dapat mempengaruhi pemilihan konsumen
dalam memilih stimuli yang akan diperhatikan yaitu :
- Faktor dari stimuli itu sendiri.
ü Kekontrasan
atau perbedaan yang menyolok : Obyek-obyek pemasaran yang sangat berbeda dengan
yang lain akan menarik perhatian konsumen. Prisip kontras ini menyatakan bahwa
stimulus eksternal yang berbeda atau berlawanan dengan kondisi yang ada akan
menarik perhatian.
ü Kebaruan :
Launching produk baru sering kali diberitakan dan ini sangat menarik perhatian
untuk dibicarakan maupun diperhatikan oleh konsumen.
ü Intensitas :
semakin kuat intensitas stilmuli eksternal akan semakin dirasakan konsumen,
sehingga konsumen cenderung memperhatikan.
ü Besarnya
ukuran : semakin besar suatu obyek, akan semakin dirasakan oleh konsumen ( akan
menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memperhatikan.
- Faktor Internal.
ü Ebankosur
Selektif : konsumen cenderung akan memilih tayangan atau apa saja yang dilihat
dan dirasakan secara selektif.
ü Perhatian
selektif : kecendrungan bagi manusia untuk menyaring sebagian informasi
yang mereka hadapi. Sehingga informasi yang lebih menonjol yang akan
mendapat tanggapan.
ü Bertahan
secara Perseptual : tayangan berbagai iklan juga diperhatikan semuanya oleh
konsumen, maka konsumen secara tidak sadar akan melindungi dirinya dari stimuli
yang dianggap dapat membahayakan atau tidak mengenakan dirinya.
ü Menutup
secara Perseptual : pada saat konsumen ditayangkan dengan banyak iklan,
konsumen akan melindungi dirinya dari serbuan stimuli yang mengenainya.
Konsumen akan menahan berbagai stimuli sesuai dengan kesadarannya.
- Pengorganisasian
Prinsip dasar penting
dalam pengorganisasian meliputi :
- Gambar dan Latar Belakang
Agar stimuli yang
diperhatikan dapat mudah untuk diberi makna, konsumen akan menghubungkan dan
mengkaitkan antara gambar dengan dasar, mengkaitkan antara apa yang ada dengan
konteksnya sehingga punya makna.
- Pengelompokan
ü Prinsip
Keterdekatan : obyek-obyek yang berdekatan cenderung dikelompokkan menjadi
satu. Contoh apa yang kita lihat di swalayan, barang-barang yang ditawarkan
dikelompokkan berdasarkanketerdekatan penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
ü Kesamaan : konsumen
cenderung menggelompokkan stimuli yang mempunyai kesamaan.
ü Kesinambungan :
konsumen akan melihat hal-hal yang masih terputus atau masih sepotong-sepotong
menjadi satu kesatuan dengan yang lain.
- Interpretasi
Setelah konsumen
mengorganisir stimuli yang ada dan mengkaitkannya dengan informasi yang
dimiliki, maka agar stimuli tersebut mempunyai makna, konsumen
menginterpretasikan atau memberi arti stimuli tersebut.
Terdapat beberapa
factor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menginterpretasi pesan yaitu
:
- Penampilan Fisik
Penampilan fisik
sering membuat konsumen keliru dalam menginterpretasikan suatu obyek pemasaran.
- Stereotip
Stereotipi adalah
prasangka. Mengacu pada kecendrungan dalam menilai seseorang ke dalam kategori
tunggal atau pada satu kelas.
- Isyarat/tanda-tanda yang tidak relevan
Konsumen cenderung
menggunakan isyarat yang tidak relevan untuk memberikan makna suatu stimuli.
- Kesan pertama
Pada saat bertemu
pertama kali dan mendapatkan sapaan serta layanan yang mengesankan, konsumen
akan menilai bahwa perusahaan jasa tersebut berkualitas. Meskipun sebenarnya
belum tentu demikian.
- Aplikasi Persepsi dalam Strategi Pemasaran
Konsumen cenderung
untuk membentuk citra terhadap merek, tok, dan perusahaan didasarkan pada
inferensi mereka yang diperoleh dari stimuli pemasaran dan lingkungan.
Citra adalah total
persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari
berbagai sumber setiap waktu.
Sasaran penting dari
strategi pemasaran adalah untuk mempengaruhi persepsi terhadap merek, toko,
atau perusahaan. Jadi pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi citra
konsumen. Citra tersebut terdiri dari :
- Citra Merek
Citra merek
merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari
informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.
- Citra Toko
Konsumen sering
mengembangkan citra toko didasarkan pada iklan, kelengkapan di dalam toko,
pendapat teman dan kerabat, dan juga pengalaman belanja. Citra toko yang ada di
benak konsumen akan mempengaruhi citra merek. Oleh karena itu, penempatan
produk pada rantai toko-toko pengecer merupakan sarana untuk membentuk citra.
- Citra Perusahaan
Ketika konsumen
mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan berbagai merek produk yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan, maka konsumen akan mempunyai citra yang
positif atas perusahaan tersebut. Pada saat itu lah terbentuk apa yang disebut
citra perusahaan.