Prilaku konsumen, pendekatan atribut
Teori konsumen digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan
produk-produk yang akan dipilih oleh konsumen (rumah tangga), pada tingkat
pendapatan dan harga tertentu. Teori ini juga digunakan untuk mendapatkan kurva
permintaan. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penentuan pilihan
konsumen ini ada 3 yaitu pendekatan utilitas, pendekatan kurva indeferens, dan
pendekatan atribut. Pendekatan terakhir merupakan pendekatan yang paling baru.
Namun demikian, pendekatan kurva indeferens sekarang ini lebih sering
digunakan.
Pendekatan utilitas menganggap bahwa kepuasan konsumen yang
diperoleh dari pengkonsumsian barang-barang dan jasa dapat diukur dengan cara
yang sama seperti ukuran berat atau tinggi badan seseorang. Oleh karena itu
pendekatan ini disebut juga penguluran kardinal.
Pendekatan kurva indeferens menganggap bahwa tingkat
kepuasan atau utilitas yang diperoleh konsumen dari pengkonsumsian
barang-barang dan jasa hanya bisa dihitung dengan pengukuran ordinal.
Pendekatan atribut merupakan pendekatan yang relatif baru.
Pendekatan ini menganggap bahwa yang diperhatikan konsumen bukanlah produk
secara fisik, tetapi atribut yang terkandung di dalam produk tersebut.
Pendekatan ini yang akan dibahas secara mendalam.
Pendekatan Atribut
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster pada tahun 1966.
Teori-teori sebelumnya menggunakan asumsi bahwa yang diperhatikan oleh konsumen
adalah produknya, maka pendekatan atribut ini didasarkan pada asumsi bahwa
perhatian konsumen bukan terhadap produk secara fisik, melainkan lebih
ditujukan kepada atribut produk yang bersangkutan. Pendekatan ini menggunakan
analisis utilitas yang digabungkan dengan analisis kurva indiferens. Yang
dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa yang dihasilkan dari
penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah mobil antara lain
meliputi jasa pengangkutan, prestise, privacy,
keamanan, kenyamanan, dan sebagainya.
Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga yang
telah membagi-bagi anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Misalnya untuk sandang, pangan, perumahan,
kesehatan dan sebagainya. Persoalan selanjutnya ialah bagaimana jumlah anggaran
untuk makan didistribusikan di antara berbagai pilihan makanan, bagaimana
jumlah anggaran untuk sandang dialokasikan, berapa banyak yang digunakan untuk
membeli baju, sepatu, dan sebagainya.
Konsumen mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut.
Namun demikian, konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut.
Jadi produk itu merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses
konsumsi. Setiap barang memberikan satu atribut atau lebih dalam suatu
perbandingan tertentu.
Sebagai contoh, Tabel 4.3 melukiskan seorang konsumen yang
biasa makan di luar rumah di enam restoran (A, B, C, D, E, F). Atribut pada
enam restoran tersebut digambarkan pada Gambar 4.11 dengan garis yang berasal
dari titik O. Slope garis itu merupakan
rasio antara atribut kenyamanan suasana dengan kelezatan rasa makanan yang
diperoleh dari masing-masing restoran.
Tabel 4.3
Atribut dan Harga Makan di 6
Restoran
Restoran
|
Harga
per
makan
($)
|
Rasio
Nyaman/
Lezat
|
Makan
per
$100
|
||
Derajat
Atribut
|
|||||
Nyaman
|
Lezat
|
||||
A
|
22,22
|
89
|
22
|
4,05
|
4,50
|
B
|
25,00
|
94
|
50
|
1,88
|
4,00
|
C
|
27,30
|
76
|
86
|
0,88
|
3,66
|
D
|
26,47
|
57
|
90
|
0,63
|
3,78
|
E
|
18,95
|
18
|
72
|
0,25
|
5,28
|
F
|
19,74
|
10
|
77
|
0,13
|
5,07
|
Sumber:
Evan J. Douglass, fourth edition, Managerial Economics: Analysis and Strategy,
(New Jersey: Prentice-Hall International, 1992, hal.85.
Seberapa banyak suatu barang itu harus dibeli ditentukan
oleh besarnya anggaran dan harga barang yang bersangkutan. Dari Tabel 4.3
dengan anggaran $100 konsumen tersebut mendapatkan dari restoran A sebanyak
(4,5 x 89) = 400,5 satuan atribut kenyamanan suatu restoran dan (4,5 x 22) = 99
satuan aribut kelezatan makanan. Demikian pula dari restoran B, C, D, E, dan F,
diperoleh jumlah satuan atribut dengan cara yang sama. Hasil perhitungannya
digambarkan pada Gambar 4.11. Dengan menghubungkan tiitik A, B, C, D, E, dan F,
kita mendapatkan garis batas efisiensi
(efficiency frontier). Garis batas
efisiensi ini didefinisikan sebagai batas
luar dan merupakan kombinasi atribut yang dapat dicapai konsumen dengan batas
anggaran tertentu. Setiap titik pada garis itu dapat dicapai dengan
mengkonsumsi kombinasi barang-barang yang berdekatan satu sama lain.
Gambar 1.11 – 1.13 menguraikan bagian pokok dari pendekatan
tersebut. Dalam kasus ini kita melihat bagaimana seorang konsumen menggunakan
anggaran makan di restoran. Atribut makan di restoran hanya diasumsikan dua
macam, yaitu lezatnya makanan yang digambarkan pada sumbu horizontal dan
suasana nyaman di restoran yang digambarkan pada sumbu vertikal.
Gambar 4.11
Kombinasi Barang dalam Pendekatan
Atribut
Kombinasi kenyamanan suasana dan lezatnya makanan untuk
masing-masing restoran yang masuk dalam perhitungan konsumen digambar dalam
bentuk garis kombinasi kepuasan atribut seperti Gambar 4.11. Garis kombinasi
kepuasan atribut masing-masing restoran dengan sendirinya berpusat dari titik asal
O, karena kita mengetahui dengan tidak makan di restoran A misalnya, dengan
sendirinya konsumen tersebut tidak memperoleh kepuasan dari lezatnya makanan
yang disajikan oleh restoran A. Ada enam garis karena 6 restoran.
Oleh karena selera konsumen berbeda-beda, maka tidak dapat
diharapkan bahwa sudut garis kombinasi hasil kepuasan atribut untuk
restoran yang sama yang diberikan oleh
konsumen yang satu akan sama dengan yang akan diberikan oleh konsumen yang
lain. Ini berarti susunan atau struktur garis kombinasi hasil kepuasan atribut
cenderung berada antara yang dimiliki konsumen yang satu dan yang dimiliki oleh
konsumen yang lain.
Gambar 4.12
Batas Efisiensi
Panjangnya garis kombinasi hasil kepuasan atribut itu
tergantung kepada:
1.
Besarnya anggaran yang disediakan
oleh konsumen untuk makan di restoran
2.
Harga setiap kali makan di restoran
3.
Kombinasi hasil kepuasan atribut
(yaitu penjumlahan kelezatan makanan dan kenyamanan suasana) yang diperoleh
konsumen setiap kali makan di restoran tersebut.
Dengan
memperhatikan kendala anggaran, dan garis kombinasi kepuasan atribut untuk
masing-masing restoran, maka kita telah siap menurunkan garis batas efisiensi
(efficiency frontier). Adapun caranya adalah dengan menghubungkan ujung
masing-masing garis kombinasi kepuasan atribut.
Keseimbangan Konsumen
Untuk mengetahui atau menemukan titik keseimbangan konsumen
kita harus terlebih dahulu perlu mengetahui kurva indiferens konsumen. Kurva
indiferens di sini dimaksudkan sebagai kurva yang menghubungkan berbagai
kombinasi atribut yang memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. Konsumen
juga memiliki peta indiferens untuk atribut dari berbagai barang. Seperti
biasanya, kurva indiferens yang lebih tinggi letaknya lebih disukai karena mencerminkan
tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan mereka tidak berpotongan satu sama lain,
cembung terhadap titik asal (O), serta turun dari atas ke kanan bawah.
Gambar 4.13
Maksimisasi Kepuasan dengan
Pendekatan Atribut
Setelah kita mengetahui peta indiferens dan batas efisiensi yang dimiliki konsumen, maka kita
dapat menentukan restoran manakah yang akan dikunjungi oleh konsumen.
Berdasarkan pada asumsi rasionalitas, maka konsumen akan mengambil keputusan
memilih restoran yang ditunjukkan oleh titik singgung antara kurva batas
efisiensi dengan salah satu kurva indiferensnya. Apabila titik singgung itu
tidak terletak di salah satu sudut garis batas efisiensi yang membentuk suatu
garis lurus seperti pada titik M pada Gambar 4.13, maka untuk memaksimumkan
kepuasan, konsumen dapat memilih kombinasi makan di dua restoran yang
menghubungkan garis kombinasi kepuasan atribut yang membentuk bagian batas
efisiensi yang disinggung oleh kurva indiferens konsumen tersebut.
Perubahan Harga dan Hukum Permintaan
Titik batas yang dapat dicapai pada masing-masing garis
atribut ditentukan oleh rasio antara penghasilan dan harga barang dikalikan
dengan besarnya atribut masing-masing satuan barang tersebut. Dengan persepsi
dan penghasilan konsumen yang sama, maka perubahan harga barang pasti akan
menggeser titik batas atribut dan dengan sendirinya garis batas efisiensi juga
bergeser. Apabila harga barang turun, maka garis batas efisiensi bergeser ke
luar dan sebaliknya bila harga barang naik, garis batas efisiensi bergeser ke
dalam mendekati titik asal O. Sebagai akibatnya, konsumen mencapai kurva
indiferens yang lain dan mengkonsumsi lebih banyak barang yang harganya lebih
murah dan mengurangi konsumsi barang yang harganya lebih mahal.Tampak pada
Gambar 4.14 bahwa konsumen pindah dari konsumsi barang C ke konsumsi barang B.
Kemudian kalau bukan harga barang dan persepsi konsumen
memainkan tingkat penghasilannya yang berubah dan katakanlah menigkat, maka
kalau barang yang dikonsumsi itu normal sifatnya, tentunya garis batas
efisiensi itu seluruhnya akan bergeser sejajar ke luar menjauhi titik asal. Dan
sebaliknya, bila penghasilan konsumen menurun, maka pergeseran garis batas
efisiensi itu akan menurunkan tingkat kepuasan dan bila penghasilan naik akan
mempertinggi tingkat kepuasan sebab kurva indiferens akan bersinggungan dengan
garis batas efisiensi pada titik yang berbeda, seperti tampak pada Gambar 4.15.
Gambar 4.14
Keseimbangan Konsumen dan Perubahan
Harga
gambar yang kombinasi barang dan di bawahnya lagi kok gak muncul ya kak?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus