Sikap
Konsumen
1.
DEFINISI SIKAP KONSUMEN
Sikap merupakan
kecenderungan yang dipelajari, ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan
perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk,
informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain atau terpapar oleh iklan
di media masa, internet dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Sikap mungkin
dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap dapat
mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku
tertentu.
Menurut Gordon Allpor
dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap adalah Mempelajari kecenderungan
memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi
secara konsisten.
2.
FUNGSI-FUNGSI SIKAP
Daniel Kazt
mengklasifikasikan empat fungsi sikap yaitu :
- Fungsi Utilitarian. Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Disini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan. Jika seseorang menyukai suatu produk apakah dia akan mengembangkan sebuah sikap positif terhadap produk tersebut.
- Fungsi Ekspresi Nilai. Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu produk bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya.
- Fungsi Mempertahankan Ego. Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.
- Fungsi Pengetahuan. Melalui sikap yang ditunjukkan akan dapat diketahui bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang cukup, yang banyak atau tidak tahu sama sekali mengenai objek sikap. Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang relevan dan tidak relevan dengan kebutuhannya.
3.
TIGA KOMPONEN SIKAP
Ada tiga komponen
yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
- Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
- Afektif (affective). Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
- Konatif (conative). Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
4.
PERAN SIKAP DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN
Pengukuran sikap
konsumen bagi pemasaran merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengetahui
sikap, pemasar dapat mengidentifikasi segmen manfaat, mengembangkan produk baru
dan memformulasikan serta evaluasi strategi promosional. Sikap konsumen
terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung pada apa yang menjadi
orientasi. Berkenaan dengan sikap, pemasar diharapkan mengidentifikasi segmen
konsumen berdasarkan manfaat produk yang diinginkan oleh konsumen. Pengembangan
produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui sikap konsumen.
Mengukur sikap konsumen bisa dilakukan dengan cara menyebarkan kuisoner kepada
kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi. Dengan adanya
kuisoner dapat mengukur sikap konsumen, tetapi tidak hanya berhenti sampai
disitu saja, sikap konsumen perlu terus menerus dipantau agar produk yang
dikembangkan benar-benar memenuhi keinginan konsumen. Sikap konsumen
merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi.
Dengan mengikuti apa yang diinginkan konsumen akan memudahkan bagi pihak
promosi untuk membuat iklan yang menarik perhatian.
5.
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU
Sikap dan perilaku
sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan
adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias
menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein
dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis
yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan
Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada
kondisi sebagai berikut:
- Spesifikasi sikap dan perilaku
- Relevansi sikap terhadap perilaku
- Tekanan normatif
- Pengalaman.
6.
MEMPREDIKSI PERILAKU DENGAN SIKAP
Terdapat enam faktor
yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:
- Tingkat Keterlibatan Konsumen. Jika tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.
- Pengukuran sikap. Jika pengukuran sikap valid dan reliabel dan mempunyai tingkat abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku serta dalam waktu yang relatif dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.
- Pengaruh orang lain. Orang lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif menghasilkan perilaku yang positif. Contoh seorang anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A, namun perilakunya tidak positif.
- Faktor situasional. Kondisi yang mendesak dan situasi yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.
- Pengaruh merek lain. Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku. Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
- Kekuatan sikap. Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.
7.
MODEL PERUBAHAN KEPERCAYAAN, SIKAP DAN PERILAKU
Setelah mempelajari
hal diatas maka selanjutnya pemasar harus dapat mengetahui model perubahan
kepercayaan,sikap dan perilaku,dimana dalam model ini Proses perubahan di mulai
dengan pesan /komunikasi dengan maksdu membujuk.Pemprosesan informasi pesan
kemudian terjadi.Pada titik ini Proses perubahan tgerjadi melalui jalur yang
berbeda yaitu:
Jalur pengambilan
keputusan(dapat di pelajari dengan
- Proses Perubaha Sikap Berdasarkan Elaboration Likelihood Model,
- Model Multiatribut, dan
- Model Reasoned Action atau Model Behavioral Intentions).
Jalur eksperiental
(dapat dipelajari dengan:
- Balance Theory,
- Mempengaruhi sikap dengan teori pertimbangan sosial.).
Jalur Pengaruh
perilaku(dapat di pelajari dengan A.Mempelajari pengaruh Behaviorial).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar